3 Dekade MAPK, Telorkan 50 Professor, 9 Diantaranya dari MAPK Darussalam Ciamis, Ini Daftarnya

 


Ciamis, Kementerian Agama RI, Kamis (21/9/2023) siang, menyerahkan surat keputusan (SK) guru besar dan penetapan angka kredit bagi 116 dosen dari sejumlah perguruan tinggi Islam negeri dan swasta. Penyerahan SK di  Operation Room Lt.2 Kementerian Agama, Jalan Lapangan Banteng Barat Nomor 3-4 Jakarta Pusat.

Seremoni penyerahan dihadiri langsung Sekjen Kemenag RI Prof Dr HM Nizar Ali, dan jajaran direktur dari Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam. Dari 116 guru besar itu, tujuh diantaranya adalah alumnus ‘Pesantren Negeri”, Madrasah Aliyah Program Khusus (MAPK) se-Indonesia.

“Setahu saya tadi ada 7, ada juga satu perempuan dari MAPK Surakarta, termasuk Prof Burhanuddin Muhtadi,” kata Prof Dr Abdul Majid MA, alumnus MAPK Ujungpandang yang kini jadi guru besar di UIN Samarinda, Kalimantan Timur.

Alumnus MAPK yang dikukuhkan siang tadi antara lain, Prof Dr Burhanuddin Muhtadi (MAPK Surakarta), Prof Dr Suryani (MAPK Surakarta), Prof Dr Abdul Majid (MAPK Ujungpadang), Prof Dr Halim Talli (MAPK Ujungpandang), Prof Dr Erwin Hafid (MAPK Ujungpandang), dan Prof Dr Nunu Burhanuddin (MAPK Ciamis).

Pejabat struktural dari Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam, Dr Amiruddin Kuba, SAg, MA, kepada Tribun, mengkonfirmasikan, kini setidaknya ada sekitar 49 alumnus MAPK dari 11 unit MAPK/MAKN di Indonesia, yang tercatat memegang jabatan akademik tertinggi di UIN. Bahkan, jumlah bisa mencapai 60 lebih jika dimasukkan dari guru besar di kampus lain.

“MANPK sejak 2,3 tahun terakhir telah menelorkan atau panen jenjang akademik tertinggi yaitu gelar Guru Besar,” kata alumnus MAPK Makassar 1994 ini.

MAPK adalah semacam pesantren negeri yang digagas Menteri Agama, Munawir Sadzali (1988-1983). Kini setelah 38 tahun, jumlah MAPK/MAN-PK atau MAKN di Indonesia berjumlah 11 unit.

Menurut Kuba, Kementerian Agama di masa Menteri Munawir Sadzali sebagai penggagas program ini, sangat berbangga dan beryukur atas prestasi dan pencapaian ini sebagai bukti keberhasilan kehadiran negara dalam dunia pendidikan Islam, seperti di MANPK.

“Bukan hanya guru besar, alumni MANPK banyak berkiprah di bidang lain,” kata Kuba.

Saat itu seperti SMA Taruna Nusantara untuk pertahanan dan keamanan di Magelang, SMK Kehutanan, SMK Pertanian dan Perikanan, perhubungan dan kelautan. Untuk masuk di MAPK di empat tahun awal 1988, awalnya calon siswa harus mendapat rekomendasi dari departemen agama kabupaten/kota.

Desainnya, mereka adalah utusan dari kabupaten di lima provinsi; Sumbar (MAPK Padang Panjang), MAPK Ciamis (Jawa Barat), MAPK Jogyakarta (DIY), MAPK Ujungpandang/ Makassar (Sulsel). Tahun 1990, unit MAPK bertambah; MAPK Surakarta, MAPK Jakarta, MAPK Banda Aceh, MAPK Martapura, dan MAPK Nusa Tenggara Barat.

Kini setelah 38 tahun, jumlah MAPK/MAN-PK atau MAKN di Indonesia berjumlah 11 unit. Input santri MAPK dari pesantren dan madrasah tsanawiyah di regional MAPK.

Seleksi untuk masuk MAPK amat ketat, harus bisa berbahasa Arab dan membaca kitab kuning (gundul), hapal Alquran dan sejumlah hadis, bisa berbahasa Inggris. MAPK adalah project 'calon cendikiawan Muslim moderat. Bahasa Arab dan Bahasa Inggris adalah bahasa pengantar wajib di kelas dan asrama.

Santrinya diasramakan, mendapat beasiswa, jatah buku mata pelajaran dan kitab, serta gurunya juga hasil seleksi dari pesantren.Tiap bulan, santrinya tanda-tangan terima jatah beasiswa dan jatah akomodasi. Model belajar klasikal dan sorongan pengajian ba'da shalat rawatib ala pesantren tradisional.Setiap MAPK ada laboratorium bahasa Inggris-Arab dengan fasilitas modern di masanya.

Di tahun 1992, almarhum Munawir Sjadzali  (1925-2004), merancang IAIN program khusus di Surakarta, sebagai institusi lanjutan para alumnus MAPK seluruh Indonesia.  Lokasinya kampusnya tak jauh dari kampung kelahiran Sang Menteri, Delanggu, Klaten, Jawa Tengah. Seleksi masuk di IAIN Plus ini juga mirip pendahulunya, MAPK, ketat.

Dosennya juga pilihan, dosen terbang dari UGM, UI, Unair, UNS, dan kampus ternama lain di Pulau Jawa.Hanya saja, proyek IAIN Plus filial IAIN Walisongo Semarang ini, tak berlanjut menyusul digantikannya Munawir sebagai menag. Tahun 2016 lalu, Rektor IAIN plus ini, adalah alumnus pertama MAPK Jogyakarta, Prof Dr Mudhofir Abdullah MA.

Kini setelah 38 tahun, jumlah MAPK/MAN-PK atau MAKN di Indonesia berjumlah 11 unit. Rerata atau hampir 88 persen guru besar yang dikukuhkan Kamis (21/9/2023) lalu, adalah tenaga pengajar di perguruan tinggi Islam negeri (UIN). Data lain, mengkonfirmasikan setengah guru besar alumnus MAPK itu menyelesaikan level magister, doktoral atau PHd-nya di kampus luare negeri dan Timur Tengah.

Menurut Kuba, Kementerian Agama di masa Menteri Munawir Sadzali sebagai penggagas program ini, sangat berbangga dan beryukur atas prestasi dan pencapaian ini sebagai bukti keberhasilan kehadiran negara dalam dunia pendidikan Islam, seperti di MAPK.

“Bukan hanya guru besar, alumni MANPK banyak berkiprah di bidang lain,” kata Kuba.

Berikut daftar Professor Alumni dari MAPK Ciamis, Jawa Barat

1. Prof Muhamad Ali (California Riverside, USA)2. Prof Muhammad Irfan Helmy (UIN Salatiga)
2. Prof Adang Kuswaya (UIN Salatiga)
3. Prof Ahmad Ali Nurdin (UIN Bandung)
4. Prof Ahmad Tholabi Kharlie (UIN Jakarta)
5. Prof Abad Badruzzaman (UIN Tulungagung)
6. Prof Dzuriyatun Toyibah (UIN Jakarta)
7. Prof Didin Nurul Rosidin (IAIN Cirebon)
8. Prof Anita Rahmawaty (IAIN Kudus)
9. Prof Nunu Burhanuddin (IAIN Bukittinggi)


Artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com dengan judul 3 Dekade MAPK, Pesantren Negeri yang Telorkan 51 Professor, 5 Diantaranya Rektor, Ini Daftarnya, https://makassar.tribunnews.com/2023/09/21/3-dekade-mapk-pesantren-negeri-yang-telorkan-50-professor-5-diantaranya-rektor-ini-daftarnya?page=3. Penulis: Thamzil Thahir | Editor: Ansar

Politik dan Persahabatan

 

Oleh: Prof. Ahmad Ali Nurdin, MA., Ph.D.
(Dekan FISIP UIN Bandung, Alumni MANPK Darussalam)


Lagi beres-beres rak buku.Tak sengaja terlihat buku yang menarik perhatian. Sudah lama  beli, tapi belum selesai dibaca. Padahal belinya nun jauh disana, di kota Amherst. Ketika sedang studi mendalami politik Amerika di University of Massachusetts. Tahun 2018 lalu. Judul bukunya Friendship and Politics: Essays in Political Thoughts.

Editornya, John von Heyking dan Richard Avramenko, menyebut bahwa sampai akhir abad pertengahan, persahabatan menjadi inti pemikiran-pemikiran politik. Baru pada era modern, isu persahabatan kehilangan posisi terhormatnya dari kajian filsafat politik. Isu ini tidak lagi menjadi konsen utama para pemikir politik dalam tradisi liberalisme.

Padahal, seperti kata Thomas Jefferson dalam pidato pertamanya jadi presiden Amerika, 4 Maret 1801, persahabatan lebih penting dari kebebasan sekalipun. “Let us restore to social intercourse that harmony and affections without which liberty and even life itself are but dreary things”, demikian Jefferson dalam First Inaugural-nya. Jefferson adalah presiden Amerika ketiga setelah George Washington dan John Adam. Ia disebut-sebut sebagai salah satu pencetus deklarasi kemerdekaan dan pendiri Amerika.

Heyking dan Avramenko mengatakan bahwa kumpulan essay dalam buku ini menunjukkan peran penting persahabatan dalam politik. Pendapat para politisi tentang persahabatan akan menunjukkan pendapat mereka tentang politik. Begitu sebaliknya, apa yang mereka katakan tentang politik, akan menunjukkan bagaimana pandangan mereka tentang persahabatan.

Bagi para pemikir pra-modern seperti Plato, Aristoteles, Cicero, Augustine dan Aquinas, hubungan antara persahabatan dan politik adalah sangat dekat. Sementara bagi para pemikir modern seperti Martin Luther, John Calvin, Thomas Hobbes, John Locke, Tocquiville, Nietsche dan lain-lain, hubungan antara persahabatan personal dan politik adalah lemah, renggang, meskipun tidak bisa dihilangkan. Dua pendapat yang berbeda.

Persahabatan bagi Aristoteles adalah “…reciprocated goodwill and some element of utility, pleasure, and moral and intellectual virtue”. Aristo memandang persahabatan sebagai kebajikan. Sahabat membantu sahabat lainnya untuk memperoleh pengetahuan agar sahabatnya menjadi bijak secara intelektual dan moral.

Visi persahabatan  Aristo berpengaruh terhadap bagaimana Aristo melihat politik.  Bagi Aristo, tujuan utama politik adalah hidup damai bahagia dalam  sebuah pemerintahan politis yang dijalankan dengan adil. Dan keadilan dipraktekan oleh masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai persahabatan.

Tujuan politik bagi Aristo adalah mulia. Hidup damai, hidup bahagia. Dengan politik, kebahagiaan dan kedamaian masyarakat harusnya tercipta. Begitu juga dengan persahabatan. Persahabatan menjadi inti dari terciptanya kedamaian dan kebahagiaan. Sungguh mulia politik jika dipandang demikian.

Jika sekarang politik justru tidak identik dengan kedamaian dan kebahagiaan masyarakat, maka pertanyaan besarnya what went wrong with politics. Apa yang salah dengan politik?. Tradisi politiknya, budaya politiknya, pelaku politiknya atau apa?. Nampaknya, kaji ulang atas filsafat politik perlu dilakukan.

Jangan-jangan politik sekarang tidak lagi mengingat nilai-nilai persahabatan. Jangan sampai karena mengedepankan politik, mengorbankan persahabatan. Politik harus didasari oleh nilai persahabatan. Persahabatan harus menjadi ruh kita dalam berpolitik.

Ingat persahabatan. Ingat Rumi. Tepatnya Jalaluddin Muhammad Balkhi Rumi. Lebih dari delapan abad, Rumi telah memukau para pembaca dengan latar belakang agama yang berbeda-beda, dengan thema universal. Tentang cinta, tentang persahabatan dan spiritualitas.  Tema itu ia sajikan dalam puisi-puisinya yang menakjubkan.

Puisi Rumi berbahasa Persia banyak diterjemahkan oleh Nader Khalili ke dalam Bahasa Inggris. Khalili pernah mengumpulkan 120 puisi Rumi tentang persahabatan yang dibukukan berjudul The Friendship Poems of Rumi. Puisi-puisi Rumi secara sempurna mengekspresikan pentingnya persahabatan yang universal dengan berbagai bentuknya.

Persahabatan dipandang Rumi sebagai hadiah sempurna kehidupan. Rumi dengan indahnya mengekspresikan makna terdalam ‘menjadi’ dan ‘mempunyai’ seorang sahabat dalam kehidupan sebagai berikut:

find yourself a friend; who is willing to; tolerated you with patience; put to the test the essence; of the best incense; by putting it in fire; drink a cup of poison;
if handed to you by a friend; when filled with love and grace; step into the fire;
like the chosen prophet; the secret love will change; hot flames to a garden; covered with blossoms

Selain Rumi, Kahlil Gibran juga bicara tentang persahabatan. Penyair Libanon itu berkata: Sahabat adalah keperluan jiwa; yang mesti dipenuhi. Dialah ladang hati yang kau taburi dengan kasih; Dan kau tuai dengan penuh rasa terima kasih.

Nampaknya dalam berpolitik. Kita perlu belajar dari Aristo, dari Rumi dan dari Gibran. Agar politik kita. Politik yang teduh. Politik yang menyejukkan. Politik yang didasari nilai-nilai persahabatan. Dahulukan persahabatan ketika berpolitik. Berpolitiklah dengan menjunjung tinggi nilai-nilai persahabatan.

© all rights reserved
made with by templateszoo